Minggu, 14 Januari 2018

Membangkitkan Fitrah Seksualitas Anak Hari Ketujuh

Pada presentasi kelompok ketujuh, pembahasannya mengenai tanggung jawab mendidik anak laki-laki.

Memiliki anak laki-laki berarti punya tanggung jawab lebih besar dibandingkan anak perempuan, betul gak sih??
Karena tanggung jawab lebih besar. Kita sedang mendidik;
  ✅ calon pemimpin,
  ✅ calon ayah
yang kelak akan bertanggung jawab pada keluarganya, pada istri dan anak-anaknya.

Proses menjadi seorang ayah bukanlah proses yang mudah. Banyak para ayah yang ‘gagal’ menjadi ayah bukan karena ia tidak mampu, tapi karena ia tidak cukup bekal, tidak cukup belajar. Alhasil setelah menjadi ayah, ia kikuk, bingung harus bagaimana memperlakukan wanitanya dan keluarganya dengan baik.

Padahal, peran ayah sangatlah penting dalam pengasuhan. Bahkan saat ini ada istilah negeri tanpa ayah, father hungry, fatherless country dan semacamnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin meningkatnya kesadaran pentingnya keterlibatan ayah dalam Pendidikan dan pengasuhan
anak dari sejak lahir sampai dengan aqil baligh.

Menurut psikolog asal AS, Edward Elmer Smith, fatherless adalah
ketiadaan peran ayah dalam perkembangan seorang anak, ketiadaan peran
ayah dapat berupa ketidakhadiran fisik maupun psikologis dalam
kehidupan anak.

Menurut Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa Indonesia saat ini
termasuk negara nomor tiga didunia yang termasuk fatherless country.
(Sumber : wartaekonomi.co.id)


Berikut adalah beberapa fenomena yang dapat kita temui di lingkungan kita, bahkan mungkin terjadi pada orang terdekat kita👇

Punya suami yang kasar? 😱 Garing dan susah memahami perasaan istrinya? Coba tanyakan, beliau pasti tak dekat dengan ibunya ketika masa anak sebelum aqilbaligh.
Punya suami yang "sangat tergantung" pada istrinya? Bingung membuat misi keluarga bahkan galau menjadi ayah? Coba tanyakan, beliau pasti tak dekat dengan ayahnya ketika masa anak.

Di Indonesia dan banyak negara lain, ayah hanya berperan sebagai pencari nafkah dan tidak dilibatkan dalam pengasuhan dan pendidikan anak. Tanggung jawab pendidikan dan pengasuhan anak diserahkan kepada sosok ibu. Padahal, sosok ayah dan ibu harus ada sepanjang masa mendidik anak anak sejak lahir sampai aqilbaligh, sehingga fitrah seksualitas anak dapat tumbuh indah paripurna. Khususnya dalam agama islam, ayah sangat berperan peting dalam proses pendidikan keluarga. Jika ibu adalah madrasah utamanya, ayah adalah kepala sekolahnya.
Ayah adalah
      ✅ pemimpin
      ✅ evaluator
      ✅ penentu visi dan misi keluarga
sedangkan…
ibu adalah
      ✅ eksekutor

Surat At Tahrim : 6 menunjukkan misi seorang kepala keluarga (ayah)untuk menjauhkan keluarganya dari api neraka
Dalam Al Qur’an sendiri terdapat 17 ayat yang berisi dialog pengasuhan dan 14 ayat terdiri dari dialog antara ayah dan anak.

Salah satu dampak apabila ayah tak terlibat dalam pengasuhan dan pendidikan anak adalah terjadinya perilaku seksual pada anak yang cenderung menyimpang.

Mengapa??
Karena ayah tak hadir atau abai dalam menumbuhkan fitrah seksualitas anak.
Pendidikan fitrah seksualitas berbeda dengan pendidikan seks. Pendidikan fitrah seksualitas dimulai sejak bayi lahir.
Semoga kita dapat merenungi mendalam dan menerapkannya dalam pendidikan fitrah seksualitas anak anak kita, agar anak anak lelaki kita tumbuh menjadi lelaki dan  ayah sejati, dan agar anak anak perempuan kita tumbuh menjadi perempuan dan ibu sejati
Sumber : artikel oleh Ust. Harry Santosa,
Catatan seminar mengenai "Bahaya LGBT"
Mempersiapkan calon ayah http://sofianaindraswari.com
wartaekonomi.co.id

#Tantangan10Hari
#Level11
#KuliahBunsayIIP
#MembangkitkanFitrahSeksualitasAnak

0 komentar:

Posting Komentar

.

 
Serba Serbi Coretan Faza Gamsahamnida Blogger Template