Rabu, 29 Agustus 2012
BBM naik butuh solusi...
BBM naik kita aksi...
BBM naik kita juga berkarya...
Katalog Teknologi Pertama, Karya Mahasiswa ITS.
DOWNLOAD "KATALOG BBM" DISINI...
http://www.mediafire.com/ ?2q9da3bjcb7r1b4 (mediafire)
atau
http://www.ziddu.com/download/ 20091817/ KATALOGTEKNOLOGIITSDariMahasisw aUntukSolusiBBM.zip.html (ziddu)
http://www.mediafire.com/
atau
http://www.ziddu.com/download/
Kamis, 05 Juli 2012
Berkat Sedekah, Tukang Becak Itu Mengunjungi Baitullah
Pak Parman, demikian orang-orang memanggilnya. Dia hanyalah seorang tukang becak. Sudah bisa ditebak, berapa kekayaannya? Dia hanya punya tempat tinggal, dan itu pun kost di tempat yang kumuh, yang gentengnya sewaktu-waktu bisa bocor karena hujan. Meski begitu, Pak Parman memiliki budi yang sangat mulia. Kemiskinan yang merenggut kehidupannya, tidak menutup mata batinnya untuk selalu berbagi kepada orang lain.
“ Siapa kira orang miskin tidak bisa naik haji. Karena sedekah, tukang becak yang satu ini justru mendapatkan keberkahan untuk menunaikan rukun Islam kelima.
Tapi, bukan harta yang bisa ia sumbangkan. Sebab, untuk makan sehari-hari saja sulit, apalagi berniat untuk berbagi harta kepada orang lain. Maka, yang hanya bisa dilakukan Pak Parman adalah “sedekah jasa”. Yaitu, setiap hari Jum’at ia menggratiskan semua penumpang yang naik becaknya. Ini adalah hal yang luar biasa. Tidak semua orang bisa melakukannya, apalagi orang miskin seperti dirinya. Maka, atas kebaikannya itulah, suatu “keberkahan hidup” kemudian menghampirinya.
Suatu ketika, di hari Jum’at pertama bulan Ramadhan, tiba-tiba, ada orang yang kaya raya mobilnya mogok. Kebetulan, mogoknya tidak jauh dari pangkalan becak Pak Parman. Orang kaya itu pun bertanya kepada supirnya, “Pir, kalau naik becak kira-kira ongkosnya berapa ya?”
“Paling juga dua sampai tiga ribuan,” jawab supir kepada majikannya.
Orang kaya tersebut pun memutuskan naik becak karena sebenarnya jarak dirinya dengan rumahnya sudah lumayan dekat. Maka, dipanggillah tukang becak yang ada di pangkalan tersebut dan kebetulan Pak Parman yang datang. Lalu, digoeslah becak itu oleh Pak Parman menuju rumah orang kaya tersebut. Setelah sampai di tempat, Pak Parman dikasih uang 10 ribu dan tidak usah dikembalikan. Namun, oleh Pak Parman uang itu ditolaknya.
“Kenapa Bapak menolaknya?” tanya orang kaya itu..
“Saya sudah meniatkan dari dulu, kalau setiap Jum’at saya menggratiskan semua penumpang yang naik becak saya,” jawabnya jujur.
Setelah itu, Pak Parman pun pergi meninggalkan orang kaya tersebut. Rupanya, kejadian itu sangat membekas di hati orang kaya tersebut. Orang kaya seperti dirinya saja tidak pernah sedekah, ini orang miskin malah melakukannya dengan begitu tulus. Lalu, dikejarlah Pak Parman. Setelah dapat, Pak Parman pun dikasih uang satu juta. Orang kaya itu pikir, Pak Parman akan menerimanya karena uangnya besar. Tapi, Pak Parman tetap menolaknya. Lalu, dinaikkan lagi menjadi dua juta dan tetap Pak Parman menolaknya. Alasan Pak Parman sama: dia tidak menerima uang sepeser pun di hari Jum’at untuk jasa ojek becaknya. Sebab, dia sudah meniatkannya untuk bersedekah. Subhanallah!
Tapi, hal ini justru membuat orang kaya tersebut semakin penasaran. Maka Jum’at berikutnya (di hari Ramadhan juga), orang kaya itu pun naik becak lagi. Ia sengaja meninggalkan supirnya untuk pulang ke rumah sendiri dan dia lebih memilih berhenti di pangkalan itu untuk bisa naik becak Pak Parman. Maka diantarlah orang kaya tersebut ke rumahnya oleh Pak Parman. Setelah sampai, Pak Parman pun diberikan uang yang lebih besar lagi, kali ini 10 juta. Orang kaya itu pikir Pak Parman akan tergoda oleh uang sebanyak itu. Tapi, lagi-lagi, perkiraannya meleset. Pak Parman, sekali lagi, menolak uang yang bagi dia itu sebenarnya sangat besar. Apalagi, sebentar lagi akan Lebaran dan uang itu pasti akan berguna buat dirinya dan keluarganya. Tapi, orangtua itu menolaknya dengan halus.
Kejadian ini benar-benar membuat orang kaya tersebut tidak mengerti. Kenapa orang miskin seperti Pak Parman tidak mau menerima uang sebesar itu? Padahal, uang itu bisa ia gunakan selama berbulan-bulan. Namun, rasa penasaran orang kaya itu rupanya tidak pernah berhenti. Jum’at berikutnya, dia pun naik becak milik Pak Parman lagi. Namun, kali ini ia minta diantarkan ke tempat yang lain.
“Pak, antarkan saya ke rumah Bapak,” pinta orang kaya.
“Memangnya, ada apa, Pak?” jawab Pak Parman polos.
“Pokoknya, antarkan saya saja.”
Akhirnya, Pak Parman terpaksa mengantarkan orang kaya itu ke rumahnya. Mungkin orang kaya itu hanya ingin menguji: apakah tukang becak itu benar-benar orang miskin ataukah tidak? Mereka pun akhirnya sampai di rumah Pak Parman. Betapa terkejutnya orang kaya itu, karena rumah yang dimaksud hanyalah sebuah rumah kost yang sangat jelek. Gentengnya sewaktu-waktu bisa roboh karena terpaan air hujan. Karena sangat iba melihat kejadian itu, orang itu pun merogoh uangnya sejumlah Rp. 25 juta.
“Ini Pak, uang sekedarnya dari saya. Mohon Bapak menerimanya,” pinta orang kaya kepada Pak Parman.
Apa reaksi Pak Parman? Ternyata, dengan halus dia pun tetap menolaknya. Hal ini benar-benar sangat mengejutkan orang kaya itu. Bagaimana bisa orang semiskin dia menolak uang pemberian sebesar Rp. 25 juta? Kalau bukan dia adalah lelaki yang luar biasa, yang memiliki budi yang sangat luhur.
Akhirnya orang kaya itu pun menyerah. Dia benar-benar kalah dengan ketulusan hati Pak Parman. Ia percaya bahwa apa yang dilakukan Pak Parman benar-benar tulus dari hatinya. Ia benar-benar tidak tergoda oleh indahnya dunia dan kilaunya uang jutaan rupiah. Mungkin ia satu pribadi yang langka dari 1000 orang yang ada, yang sewaktu-waktu hanya muncul di dunia. Luar biasa!
Tapi, orang kaya itu berjanji bahwa suatu saat ia akan memberikan yang terbaik buat tukang becak yang berhati mulia tersebut. Sebab, mungkin, baru kali ini hatinya terusik lalu disadarkan oleh orang miskin yang hanya seorang tukang becak. Dan waktu pun terus berlalu.
Lebaran telah tiba. Pak Parman dan orang kaya itu tidak bertemu lagi. Menjelang Lebaran Haji (Idul Adha), orang kaya itu kembali menemui Pak Parman di rumah kostnya. Kembali ia pun datang di hari Jum’at. Mudah-mudahan kali ini niatnya tidak sia-sia. Setelah mereka bertemu, di depan Pak Parman orang kaya kemudian bicara terus terang, “Pak, mohon kali ini niat baik saya diterima. Bapak dan istri serta anak Bapak akan saya berangkatkan haji ke Tanah Suci. Sekali lagi, mohon Bapak menerima niat baik saya ini?”
Pak Parman menangis di depan istri dan anak semata wayangnya. Pergi ke Mekkah saja tidak pernah ia bayangkan sejak dulu, ini apalagi ia dan keluarganya akan diberangkatkan naik haji. Ini benar-benar hadiah yang sangat luar biasa dari Allah swt. Tawaran orang kaya itu pun diterima Pak Parman dengan setulus hati.
Maka, Pak Parman dan keluarganya pun akhirnya pergi haji. Ya, seorang tukang becak yang miskin tapi memiliki hati yang sangat mulia akhirnya bisa melihat keagungan Ka’bah di Mekkah al-Mukarramah dan makam Nabi Muhammad saw di Madinah. Kebaikannya dibalas oleh Allah. Ia yang menolak satu juta, dua juta, 10 juta, hingga Rp. 25 juta, tapi Allah menggantinya dengan haji ke Baitullah, bersama istri dan anaknya! Jadi, berapa kali lipatkah keberkahan yang didapatkan Pak Parman karena sedekah yang ia lakukan setiap hari Jum’at?! Subhanallah!
Bahkan, tidak saja dihajikan secara gratis, Pak Parman akhirnya dibuatkan rumah oleh orang kaya tersebut. Maka, semakin berkahlah hidup si tukang becak berhati mulia itu. Dan sejak itu, Pak Parman pun bisa tinggal di sebuah tempat yang nyaman dan tidak memikirkan lagi uang untuk kost di bulan berikutnya.
Demikian kisah tukang becak yang bisa naik haji karena sedekah yang dilakukannya. Apakah kita sudah seperti Pak Parman? Dia yang miskin masih memikirkan untuk berbagi untuk orang lain, apalagi kita yang mungkin lebih mampu dibandingkan dia. Mudah-mudahan kita bisa mengikuti jejaknya, terutama dalam hal ketulusannya dalam berbagi! Aamiin.
“ Siapa kira orang miskin tidak bisa naik haji. Karena sedekah, tukang becak yang satu ini justru mendapatkan keberkahan untuk menunaikan rukun Islam kelima.
Tapi, bukan harta yang bisa ia sumbangkan. Sebab, untuk makan sehari-hari saja sulit, apalagi berniat untuk berbagi harta kepada orang lain. Maka, yang hanya bisa dilakukan Pak Parman adalah “sedekah jasa”. Yaitu, setiap hari Jum’at ia menggratiskan semua penumpang yang naik becaknya. Ini adalah hal yang luar biasa. Tidak semua orang bisa melakukannya, apalagi orang miskin seperti dirinya. Maka, atas kebaikannya itulah, suatu “keberkahan hidup” kemudian menghampirinya.
Suatu ketika, di hari Jum’at pertama bulan Ramadhan, tiba-tiba, ada orang yang kaya raya mobilnya mogok. Kebetulan, mogoknya tidak jauh dari pangkalan becak Pak Parman. Orang kaya itu pun bertanya kepada supirnya, “Pir, kalau naik becak kira-kira ongkosnya berapa ya?”
“Paling juga dua sampai tiga ribuan,” jawab supir kepada majikannya.
Orang kaya tersebut pun memutuskan naik becak karena sebenarnya jarak dirinya dengan rumahnya sudah lumayan dekat. Maka, dipanggillah tukang becak yang ada di pangkalan tersebut dan kebetulan Pak Parman yang datang. Lalu, digoeslah becak itu oleh Pak Parman menuju rumah orang kaya tersebut. Setelah sampai di tempat, Pak Parman dikasih uang 10 ribu dan tidak usah dikembalikan. Namun, oleh Pak Parman uang itu ditolaknya.
“Kenapa Bapak menolaknya?” tanya orang kaya itu..
“Saya sudah meniatkan dari dulu, kalau setiap Jum’at saya menggratiskan semua penumpang yang naik becak saya,” jawabnya jujur.
Setelah itu, Pak Parman pun pergi meninggalkan orang kaya tersebut. Rupanya, kejadian itu sangat membekas di hati orang kaya tersebut. Orang kaya seperti dirinya saja tidak pernah sedekah, ini orang miskin malah melakukannya dengan begitu tulus. Lalu, dikejarlah Pak Parman. Setelah dapat, Pak Parman pun dikasih uang satu juta. Orang kaya itu pikir, Pak Parman akan menerimanya karena uangnya besar. Tapi, Pak Parman tetap menolaknya. Lalu, dinaikkan lagi menjadi dua juta dan tetap Pak Parman menolaknya. Alasan Pak Parman sama: dia tidak menerima uang sepeser pun di hari Jum’at untuk jasa ojek becaknya. Sebab, dia sudah meniatkannya untuk bersedekah. Subhanallah!
Tapi, hal ini justru membuat orang kaya tersebut semakin penasaran. Maka Jum’at berikutnya (di hari Ramadhan juga), orang kaya itu pun naik becak lagi. Ia sengaja meninggalkan supirnya untuk pulang ke rumah sendiri dan dia lebih memilih berhenti di pangkalan itu untuk bisa naik becak Pak Parman. Maka diantarlah orang kaya tersebut ke rumahnya oleh Pak Parman. Setelah sampai, Pak Parman pun diberikan uang yang lebih besar lagi, kali ini 10 juta. Orang kaya itu pikir Pak Parman akan tergoda oleh uang sebanyak itu. Tapi, lagi-lagi, perkiraannya meleset. Pak Parman, sekali lagi, menolak uang yang bagi dia itu sebenarnya sangat besar. Apalagi, sebentar lagi akan Lebaran dan uang itu pasti akan berguna buat dirinya dan keluarganya. Tapi, orangtua itu menolaknya dengan halus.
Kejadian ini benar-benar membuat orang kaya tersebut tidak mengerti. Kenapa orang miskin seperti Pak Parman tidak mau menerima uang sebesar itu? Padahal, uang itu bisa ia gunakan selama berbulan-bulan. Namun, rasa penasaran orang kaya itu rupanya tidak pernah berhenti. Jum’at berikutnya, dia pun naik becak milik Pak Parman lagi. Namun, kali ini ia minta diantarkan ke tempat yang lain.
“Pak, antarkan saya ke rumah Bapak,” pinta orang kaya.
“Memangnya, ada apa, Pak?” jawab Pak Parman polos.
“Pokoknya, antarkan saya saja.”
Akhirnya, Pak Parman terpaksa mengantarkan orang kaya itu ke rumahnya. Mungkin orang kaya itu hanya ingin menguji: apakah tukang becak itu benar-benar orang miskin ataukah tidak? Mereka pun akhirnya sampai di rumah Pak Parman. Betapa terkejutnya orang kaya itu, karena rumah yang dimaksud hanyalah sebuah rumah kost yang sangat jelek. Gentengnya sewaktu-waktu bisa roboh karena terpaan air hujan. Karena sangat iba melihat kejadian itu, orang itu pun merogoh uangnya sejumlah Rp. 25 juta.
“Ini Pak, uang sekedarnya dari saya. Mohon Bapak menerimanya,” pinta orang kaya kepada Pak Parman.
Apa reaksi Pak Parman? Ternyata, dengan halus dia pun tetap menolaknya. Hal ini benar-benar sangat mengejutkan orang kaya itu. Bagaimana bisa orang semiskin dia menolak uang pemberian sebesar Rp. 25 juta? Kalau bukan dia adalah lelaki yang luar biasa, yang memiliki budi yang sangat luhur.
Akhirnya orang kaya itu pun menyerah. Dia benar-benar kalah dengan ketulusan hati Pak Parman. Ia percaya bahwa apa yang dilakukan Pak Parman benar-benar tulus dari hatinya. Ia benar-benar tidak tergoda oleh indahnya dunia dan kilaunya uang jutaan rupiah. Mungkin ia satu pribadi yang langka dari 1000 orang yang ada, yang sewaktu-waktu hanya muncul di dunia. Luar biasa!
Tapi, orang kaya itu berjanji bahwa suatu saat ia akan memberikan yang terbaik buat tukang becak yang berhati mulia tersebut. Sebab, mungkin, baru kali ini hatinya terusik lalu disadarkan oleh orang miskin yang hanya seorang tukang becak. Dan waktu pun terus berlalu.
Lebaran telah tiba. Pak Parman dan orang kaya itu tidak bertemu lagi. Menjelang Lebaran Haji (Idul Adha), orang kaya itu kembali menemui Pak Parman di rumah kostnya. Kembali ia pun datang di hari Jum’at. Mudah-mudahan kali ini niatnya tidak sia-sia. Setelah mereka bertemu, di depan Pak Parman orang kaya kemudian bicara terus terang, “Pak, mohon kali ini niat baik saya diterima. Bapak dan istri serta anak Bapak akan saya berangkatkan haji ke Tanah Suci. Sekali lagi, mohon Bapak menerima niat baik saya ini?”
Pak Parman menangis di depan istri dan anak semata wayangnya. Pergi ke Mekkah saja tidak pernah ia bayangkan sejak dulu, ini apalagi ia dan keluarganya akan diberangkatkan naik haji. Ini benar-benar hadiah yang sangat luar biasa dari Allah swt. Tawaran orang kaya itu pun diterima Pak Parman dengan setulus hati.
Maka, Pak Parman dan keluarganya pun akhirnya pergi haji. Ya, seorang tukang becak yang miskin tapi memiliki hati yang sangat mulia akhirnya bisa melihat keagungan Ka’bah di Mekkah al-Mukarramah dan makam Nabi Muhammad saw di Madinah. Kebaikannya dibalas oleh Allah. Ia yang menolak satu juta, dua juta, 10 juta, hingga Rp. 25 juta, tapi Allah menggantinya dengan haji ke Baitullah, bersama istri dan anaknya! Jadi, berapa kali lipatkah keberkahan yang didapatkan Pak Parman karena sedekah yang ia lakukan setiap hari Jum’at?! Subhanallah!
Bahkan, tidak saja dihajikan secara gratis, Pak Parman akhirnya dibuatkan rumah oleh orang kaya tersebut. Maka, semakin berkahlah hidup si tukang becak berhati mulia itu. Dan sejak itu, Pak Parman pun bisa tinggal di sebuah tempat yang nyaman dan tidak memikirkan lagi uang untuk kost di bulan berikutnya.
Demikian kisah tukang becak yang bisa naik haji karena sedekah yang dilakukannya. Apakah kita sudah seperti Pak Parman? Dia yang miskin masih memikirkan untuk berbagi untuk orang lain, apalagi kita yang mungkin lebih mampu dibandingkan dia. Mudah-mudahan kita bisa mengikuti jejaknya, terutama dalam hal ketulusannya dalam berbagi! Aamiin.
Kamis, 08 Maret 2012
Berbagi pengalaman (5)
Setibanya di Jakarta, saya berdoa dan mempersiapkan wawancara2 tersebut dengan sebaik2nya...
Pertama saya mengikuti wawancara TOP Management....
Dengan sangat2 nerveous, saya pun mengikuti tes tersebut...
Alhamdulillah, saya lancar mengikuti wawancara tersebut...
Pengumuman final, seminggu kemudian...
Saya pun pulang, pulang ke Cibinong (tidak pulang ke rumah) sekalian menunggu wawancara Jasindo...
Kemudian di saat wawancara Jasindo, saya juga mengikuti tes tersebut dengan harapan yang begitu besar...
Selesai wawancara Jasindo, saya pulang ke Cibinong (tidak pulang ke rumah) menunggu pengumuman dari Pertamina...
Alhamdulillah...penantian saya di Cibinong tidak sia2, saya lolos tes Pertamina...
Saya diundang untuk mengikuti pendidikan BPS Batch 1 2011...
Saya sangat senang sekali dan sangat2 bersyukur...
saya pun mengabari keluarga saya...
Sama seperti saya, keluarga saya sangat senang sekali...
Terima kasih Ya ALLAH...
Terima kasih banyak...
Perjuangan saya selama ini tidak sia2...
Akhirnya saya mempunyai jalan untuk membahagiakan keluarga saya...
Meski harus merantau ke Jakarta tapi kalau demi kebahagian keluarga saya, saya akan sangat rela...
LOVE YOU ALL MY FAMILY --> Zein's Family
Pertama saya mengikuti wawancara TOP Management....
Dengan sangat2 nerveous, saya pun mengikuti tes tersebut...
Alhamdulillah, saya lancar mengikuti wawancara tersebut...
Pengumuman final, seminggu kemudian...
Saya pun pulang, pulang ke Cibinong (tidak pulang ke rumah) sekalian menunggu wawancara Jasindo...
Kemudian di saat wawancara Jasindo, saya juga mengikuti tes tersebut dengan harapan yang begitu besar...
Selesai wawancara Jasindo, saya pulang ke Cibinong (tidak pulang ke rumah) menunggu pengumuman dari Pertamina...
Alhamdulillah...penantian saya di Cibinong tidak sia2, saya lolos tes Pertamina...
Saya diundang untuk mengikuti pendidikan BPS Batch 1 2011...
Saya sangat senang sekali dan sangat2 bersyukur...
saya pun mengabari keluarga saya...
Sama seperti saya, keluarga saya sangat senang sekali...
Terima kasih Ya ALLAH...
Terima kasih banyak...
Perjuangan saya selama ini tidak sia2...
Akhirnya saya mempunyai jalan untuk membahagiakan keluarga saya...
Meski harus merantau ke Jakarta tapi kalau demi kebahagian keluarga saya, saya akan sangat rela...
LOVE YOU ALL MY FAMILY --> Zein's Family
Berbagi pengalaman (4)
Seperti persiapan psikotest Jasindo, pada saat akan psikotest Pertamina, saya pun mempersiapkan sebaik2nya...
Saya tidak mau melewatkan kesempatan emas...
Saya pun belajar buku2 psikotest...
Saya latihan mengerjakan tes Paulin dengan harapan membiasakan diri tuk menghitung cepat dll...
Dan tiba lah saat2 ujian psikotest...
Awalnya saya sangat2 nerveous...
Karena banyak sekali pesertanya tapi saya berusaha tuk menghandle perasaan saya agar tetap tenang...
Sebelum mengerjakan, saya berdoa, dan saya mengerjakan dengan teliti dan secepat mungkin...
Psikotest ini sangat2 lama...
Finally, selesai juga testnya...
Saya pun pulang dan menunggu pengumuman dari Pertamina, berharap ada email masuk dari Pertamina dan mengundang saya untuk mengikuti test selanjutnya...
Selama menunggu pengumuman, saya pun berdoa, Tirakat karena saya sangat2 ingin bekerja dan membahagiakan keluarga saya...
Dipertengahan menunggu pengumuman Pertamina, saya diundang oleh BP Migas untuk mengikuti psikotest dan tes TOEFL...
Seperti test2 sebelumnya, saya pun mempersiapkan dengan sebaik2nya...
Test dilakukan di Jakarta, kemudian tes TOEFL dilakukan di Surabaya...
Ketika mengikuti tes BP Migas, saya sangat pesimis dan memang perasaan itu sangat kuat mempengaruhi, akhirnya saya gagal di tes tersebut...
Sangat kecewa...tapi mau gimana lagi, harapan saya tinggal Jasindo dan Pertamina...
Saya sangat2 berharap bisa diterima di Jasindo atau Pertamina...
Pada suatu hari, email dr Pertamina pun datang, saya diundang untuk mengikuti wawancara user dan HR...
Kesempatan emas ini tidak boleh disia2kan begitu saja..
Saya sangat2 mempersiapkan untuk wawancara ini...
Saya belajar berlatih memperkenalkan diri saya dengan menggunakan bahasa Inggris...
Saya mempelajari ilmu2 yang berkaitan dengan posisi yang saya lamar...
Saya juga mempelajari tentang profil Pertamina...
Saya sangat2 siap untuk mengikuti wawancara tersebut...
Setibanya disana, Alhamdulillah, saya mengikuti test tersebut dengan lancar sekali...
Pengumuman 3 hari kemudian setelah hari wawancara...
Dan kembali lagi, saya sangat2 bersyukur karena saya lolos wawancara dan diundang untuk mengikuti tes kesehatan...
Pengumuman tes kesehatan dan bisa ikut wawancara TOP Management beberapa Minggu kemudian *kalo tidak salah*
Ketika menunggu pengumuman tersebut, datanglah pengumuman dari Jasindo, kalau saya lolos tes tahap 2 dan berhak mengikuti tes tahap 3 (wawancara) di Jakarta, tepatnya di minggu ketiga bulan Juli 2011...
dan beberapa hari kemudian, datanglah email dar Pertamina yang menyatakan saya lolos tes kesehatan dan berhak mengikuti wawancara TOP Management di minggu kedua bulan Juli 2011...
Saya sangat bersyukur karena wawancara TOP Management Pertamina berbeda dengan wawancara Jasindo...
Saya pun berangkat ke Jakarta dengan harapan yang sangat besar...
Saya ingin lolos salah satu dari tes2 tersebut...
Saya tidak mau melewatkan kesempatan emas...
Saya pun belajar buku2 psikotest...
Saya latihan mengerjakan tes Paulin dengan harapan membiasakan diri tuk menghitung cepat dll...
Dan tiba lah saat2 ujian psikotest...
Awalnya saya sangat2 nerveous...
Karena banyak sekali pesertanya tapi saya berusaha tuk menghandle perasaan saya agar tetap tenang...
Sebelum mengerjakan, saya berdoa, dan saya mengerjakan dengan teliti dan secepat mungkin...
Psikotest ini sangat2 lama...
Finally, selesai juga testnya...
Saya pun pulang dan menunggu pengumuman dari Pertamina, berharap ada email masuk dari Pertamina dan mengundang saya untuk mengikuti test selanjutnya...
Selama menunggu pengumuman, saya pun berdoa, Tirakat karena saya sangat2 ingin bekerja dan membahagiakan keluarga saya...
Dipertengahan menunggu pengumuman Pertamina, saya diundang oleh BP Migas untuk mengikuti psikotest dan tes TOEFL...
Seperti test2 sebelumnya, saya pun mempersiapkan dengan sebaik2nya...
Test dilakukan di Jakarta, kemudian tes TOEFL dilakukan di Surabaya...
Ketika mengikuti tes BP Migas, saya sangat pesimis dan memang perasaan itu sangat kuat mempengaruhi, akhirnya saya gagal di tes tersebut...
Sangat kecewa...tapi mau gimana lagi, harapan saya tinggal Jasindo dan Pertamina...
Saya sangat2 berharap bisa diterima di Jasindo atau Pertamina...
Pada suatu hari, email dr Pertamina pun datang, saya diundang untuk mengikuti wawancara user dan HR...
Kesempatan emas ini tidak boleh disia2kan begitu saja..
Saya sangat2 mempersiapkan untuk wawancara ini...
Saya belajar berlatih memperkenalkan diri saya dengan menggunakan bahasa Inggris...
Saya mempelajari ilmu2 yang berkaitan dengan posisi yang saya lamar...
Saya juga mempelajari tentang profil Pertamina...
Saya sangat2 siap untuk mengikuti wawancara tersebut...
Setibanya disana, Alhamdulillah, saya mengikuti test tersebut dengan lancar sekali...
Pengumuman 3 hari kemudian setelah hari wawancara...
Dan kembali lagi, saya sangat2 bersyukur karena saya lolos wawancara dan diundang untuk mengikuti tes kesehatan...
Pengumuman tes kesehatan dan bisa ikut wawancara TOP Management beberapa Minggu kemudian *kalo tidak salah*
Ketika menunggu pengumuman tersebut, datanglah pengumuman dari Jasindo, kalau saya lolos tes tahap 2 dan berhak mengikuti tes tahap 3 (wawancara) di Jakarta, tepatnya di minggu ketiga bulan Juli 2011...
dan beberapa hari kemudian, datanglah email dar Pertamina yang menyatakan saya lolos tes kesehatan dan berhak mengikuti wawancara TOP Management di minggu kedua bulan Juli 2011...
Saya sangat bersyukur karena wawancara TOP Management Pertamina berbeda dengan wawancara Jasindo...
Saya pun berangkat ke Jakarta dengan harapan yang sangat besar...
Saya ingin lolos salah satu dari tes2 tersebut...
Berbagi pengalaman (3)
Tes tahap 2 diselenggarain di UGM...
Sebelumnya saya belum pernah ke UGM...
dan baru pertama kali itu saya ke UGM, sendiri naik kereta!!!
Sebelum keberangkatan, saya bener2 belajar dengan tekun berharap agar keberangkatan ke UGM tidak sia2 belaka...
Saya belajar buku2 psikotest...
Saya latihan...
Saya juga browsing2...
Browsing2 ttg tips dan trik mengerjakan psikotest...
Sebenarnya psikotest itu sama seperti matematika...
kalau sering latihan maka akan terbiasa...
Saya juga browsing tentang FGD (Forum Group Discussion)....
Saya bener2 mempelajarinya...
Dan tibalah ujian, ujian dibagi menjadi 2 waktu...
pertama ujian psikotes dan FGD, kalau lolos, maka ikut ujian yang kedua yaitu wawancara dengan HR...
Saya benar2 tekun mengerjakan ujian psikotest...dan saya aktif di FGD...
Alhamdulillah, perjuangan saya tidak sia2...
saya lolos dan ikut ujian yang kedua yaitu wawancara dengan HR...
Wawancara dengan HR sangat2 nerveous but finally, pada bbrp minggu kemudian stlh ujian wawancara HR, saya pun lolos tes tahap 2 dan diundang untuk tes tahap 3...
Orang tua pun sangat2 bahagia karena saya bisa lolos tes tahap 2...
Ketika menunggu pengumuman tes tahap 2, saya pun tergoda untuk melamar di PT Pertamina (Persero)...
Alhamdulillah, email datang dari Pertamina datang, dan saya diundang untuk mengikuti psikotest di gedung Pasca Sarjana ITS...
Sebelumnya saya belum pernah ke UGM...
dan baru pertama kali itu saya ke UGM, sendiri naik kereta!!!
Sebelum keberangkatan, saya bener2 belajar dengan tekun berharap agar keberangkatan ke UGM tidak sia2 belaka...
Saya belajar buku2 psikotest...
Saya latihan...
Saya juga browsing2...
Browsing2 ttg tips dan trik mengerjakan psikotest...
Sebenarnya psikotest itu sama seperti matematika...
kalau sering latihan maka akan terbiasa...
Saya juga browsing tentang FGD (Forum Group Discussion)....
Saya bener2 mempelajarinya...
Dan tibalah ujian, ujian dibagi menjadi 2 waktu...
pertama ujian psikotes dan FGD, kalau lolos, maka ikut ujian yang kedua yaitu wawancara dengan HR...
Saya benar2 tekun mengerjakan ujian psikotest...dan saya aktif di FGD...
Alhamdulillah, perjuangan saya tidak sia2...
saya lolos dan ikut ujian yang kedua yaitu wawancara dengan HR...
Wawancara dengan HR sangat2 nerveous but finally, pada bbrp minggu kemudian stlh ujian wawancara HR, saya pun lolos tes tahap 2 dan diundang untuk tes tahap 3...
Orang tua pun sangat2 bahagia karena saya bisa lolos tes tahap 2...
Ketika menunggu pengumuman tes tahap 2, saya pun tergoda untuk melamar di PT Pertamina (Persero)...
Alhamdulillah, email datang dari Pertamina datang, dan saya diundang untuk mengikuti psikotest di gedung Pasca Sarjana ITS...
Rabu, 15 Februari 2012
berbagi pengalaman (2)
setelah mencari dan mencari pekerjaan di Gresik tp tidak nemu2 jg... finally saya memutuskan untuk mencari kerja di luar Gresik..
saya pun mendaftar ini dan itu, mendaftar di samsung, pelindo dan jasindo...
Samsung dan pelindo...gagal...gagal di tes administrasi...hmmm..kecewa deh..
tp saya ttp berdoa, berharap Jasindo...
Saya menekuni Jasindo...
pada saat tes potensi akademik yang berisi materi-materi umum, saya belajar sampe begadang...
Saya pelajari semuanya...saya hafalin semuanya..saya pahami semuanya...
dan tak lupa saya berdoa, berharap semoga saya bisa diterima di Jasindo...
Pada saat tes, saya bertemu teman-teman..nerveus bgt...
Pengumuman tes tahap pertama, bbrp Mngg..
saya pun menunggu dg cemas..
berharap2 cemas...
membunuh waktu, sudah tidak sabar lagi menanti pengumuman tes tahap 1...
Alhamdulillah...q pun lolos tes tahap 1...
saya pun memberi kabar bahagia ini pada orang tua...dan orang tua saya sangat senang sekali...
saya pun mendaftar ini dan itu, mendaftar di samsung, pelindo dan jasindo...
Samsung dan pelindo...gagal...gagal di tes administrasi...hmmm..kecewa deh..
tp saya ttp berdoa, berharap Jasindo...
Saya menekuni Jasindo...
pada saat tes potensi akademik yang berisi materi-materi umum, saya belajar sampe begadang...
Saya pelajari semuanya...saya hafalin semuanya..saya pahami semuanya...
dan tak lupa saya berdoa, berharap semoga saya bisa diterima di Jasindo...
Pada saat tes, saya bertemu teman-teman..nerveus bgt...
Pengumuman tes tahap pertama, bbrp Mngg..
saya pun menunggu dg cemas..
berharap2 cemas...
membunuh waktu, sudah tidak sabar lagi menanti pengumuman tes tahap 1...
Alhamdulillah...q pun lolos tes tahap 1...
saya pun memberi kabar bahagia ini pada orang tua...dan orang tua saya sangat senang sekali...
Langganan:
Postingan (Atom)